Senin, 24 Maret 2014

Efek Negatif Telekinesis

Segala sesuatu di dunia ini yang diciptakan adalah hal yang baik, akan tetapi yang membuatnya menjadi senjata mematikan adalah manusia itu sendiri. Contohnya ditemukannya teknologi atom, dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, namun dapat juga menjadi senjat pemusnah massal. Contoh paling sederhana adalah kemarahan, ada orang yang bisa mengendalikan kemarahannya, ada yang tidak terkendali amarahnya, namun apakah marah itu baik, ya! Marah adalah sifat id kita, sifat natural manusia, bahkan bayi yang tak pernah diajarpun dapat melakukan marah. Marah adalah indikasi bahwa kita normal, jiwa yang sehat, dan berfungsi sebagaimana mestinya. Orang sabarpun pasti ada kemarahan hanya saja ia tahu bagaimana meredam kemarahanya, Demikian juga Telekinesis, selalu tergantung pada tiap-tiap individunya,

Kata marah sering disalah artikan, malah dijadikan sebuah ancaman, Marah yang mengancam itu bukan marah, namun lebih kepada dendam, kepahitan. Marah adalah salah satu bentuk ekspresi responsif manusia ketika haknya dilanggar, ada suatu kejadian yang membuat pertentangan dengan nilai-nilai dalam hidupnya. Sifat marah jika tidak terkontrol akan menimbulkan irasional, pikiran jernih menjadi hilang, hingga kita menjadi seperti anak kecil atau secara kasarnya murni sifat ID, yang cenderung liar, arogan. Jika anda memutuskan keputusan dalam keadaan marah, maka dapat dipastikan tindakan kita itu adalah tindakan terbodoh dan memalukan yang pernah kita ambil, karena sudah jelas bahwa kita tidak memakai analistis kita.

Telekinesis juga demikian, diciptakan untuk kebaikan, namun terkadang tidak terkontrol, karna pikiran kita luas, jika kita hanyut kedalamnya maka kita dikendalikan oleh pikiran kita,

Bagaimana caranya agar kita tidak dikendalikan pikiran Telekinesis kita

Mungkin pertanyaan yang paling tepat adalah diatas. Berikut jawaban yang menurut pikiran saya dapat membantu kita untuk mengendalikan kemampuan telekinesis kita:

  1. Anda harus mengerti, Pikiran anda ada ditangan anda, anda mengatakan stop! maka ia akan stop! Seperti halnya keinginan anda untuk membeli sesuatu namun keunganan anda kurang mencukupi, banyak keperluan yang lebih penting, maka keinginan itu dapat anda redam, atau bahkan menghentikannya.
  2. Jika anda seorang yang beragama, maka dekatkanlah pada Yang Maha Kuasa, karena Dialah yang empunya segala sesuatunya, mintalah tuntunanNya, Berdoalah selalu padaNya, Bacalah Ayat-ayat kitab suci anda untuk mendukung sebagai peredam emosi anda, dan renungkanlah itu.
  3. Jika anda seorang atheis, pikirkanlah hal yang baik, berguna bagi diri sendiri maupun orang lain, tidak menyakiti sesama, namun justru membantu sesama, Anda mengetahui apa yang baik bagi diri anda dan yang tidak baik bagi diri anda.
  4. Ingatlah akan pekerjaanmu, masih banyak yang harus anda selesaikan. Biasanya hal ini yang paling manjur, karena salah satu bentuk pengalihan dan membangkitkan kembali pikiran analistik kita.
Segala sesuatu itu baik keberadaanya, semua tergantung dari keputusan kita masing, saya tidak percaya dengan ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan kekuatan pikirannya, itu karna dia sendiri yang memilih untuk tidak mengendalikanya. Saya juga tidak sependapat jika telekinesis itu berbahaya, karna yang berbahaya sebenarnya diri kita yang memilih untuk menggunakan telekinesis tidak pada tempatnya. Mengusili seseorang dengan Telekinesis adalah hal paling tidak bertanggung jawab, jika kita memiliki sebuah kemampuan maka kita harus bertanggung jawab dalam pemakaiannya. Telekinesis bukan untuk pamer, namun digunakan untuk kebaikan.

Thanks for reading

Tidak ada komentar:

Posting Komentar